Focus On What We Can Control

Hai,

Sejalan dengan perkembangan gue menuju adulthood yang sebenarnya, gue semakin sadar akan penggunaan energi gue. Bagaimana gue mengisi dan menghabiskan energi gue. Balik ke jaman dulu dimana gue masih mudah terombang-ambing dan fluktuatif banget emosinya, i drained my energy  on something i can’t control and it exhausted.

Then i realized ternyata kalo gue mengarahkan energi gue buat sesuatu yang bermanfaat untuk gue dimasa yang akan datang dan tentu saja hal tersebut bisa gue kontrol contohnya baca buku atau olahraga. It is much better.

Pendapat orang lain terhadap kita, tindakan yang dilakukan orang lain, bencana alam, atau perubahan cuaca adalah beberapa contoh hal-hal diluar kendali kita dan engga bisa kita kontrol.

Contohnya “duh hari ini hujan gak ya?”. Hujan bisa diprediksi tapi beneran hujan atau engga, mana ada yang tahu. Mending mikirin “kayanya mending gue bawa payung aja deh, jaga-jaga takut nanti hujan”. See? Problem solved, kita jadi bisa fokus ke hal yang lain.

Pasti kamu mikir gini "Lho sekarang kan ada istilah influencer?". Betul, kamu bisa mempengaruhi orang. Tapi hanya sebatas kamu deliver your values (atau istilahnya stimulusnya lah) dengan semenarik mungkin. Bagaimana orang lain menerima stimulus tersebut, ya hanya dia dan tuhan yang tahu. Akankan dia menerimanya sehingga akhirnya dia terpengaruhi atau malah menolaknya. Itu sudah diluar kendali kamu.

Dari beberapa sumber yang gue baca, kita bertanggung jawab dan memiliki kontrol penuh atas tiga hal yaitu:

Pertama. Apa yang kita pikirkan. Mindset kita terhadap sesuatu yang terjadi pada kita. Contoh, rencana yang udah disusun ternyata gagal waktu dieksekusi? Akhirnya ngerasa dunia ini sudah selesai. Ngaco! Rubah deh mindset nya, ambil hikmahnya, jadikan gagal sebagai media pembelajaran bukan akhir dari segalanya.

Kedua. Apa yang kita lakukan. Usaha kita atau perilaku kita terhadap sesuatu yang terjadi pada kita. Contohnya masih sama seperti di point sebelumnya. Gagal. Usaha kita apa nih dalam menghadapi kegagalan yang menimpa kita? Overthinking? atau mempelajari kenapa bisa gagal dan bagaimana solusi yang terbaik, lalu simpan itu buat jadi pembelajaran? Lebih baik yang mana menurut kamu?

Ketiga. Apa yang kita rasakan. Perasaan yang kita rasakan terhadap sesuatu yang terjadi pada kita. Sedih karena gagal, wajar. Tapi kalo kelamaan, ya gak berubah-berubah dong, nanti malah lebih banyak perasaan negatif dan berakhir dengan stres.

Dari rangkuman diatas gue menyadari bahwa kita hanya bisa mengontrol diri kita sendiri. Kamu mengontrol dirimu sendiri. Gue mengontrol diri gue sendiri. Kalo kata APA dan Psychology Today, kontrol diri atau self control adalah kemampuan untuk mengendalikan perilaku, perasaan, dan dorongan seseorang untuk mencapai goals jangka panjangnya.

Video dibawah ini menurut gue cukup relevan dengan topik yang kita bahas hari ini. Gue saranin buat kamu untuk nonton video dibawah ini juga.



Tenang aja, kontrol diri bisa dilatih dan dikembangkan.

“...Practicing smalls act of self control, overall self-control capacity can be increased” (Muraven,2010).

Practice makes better.

Let go hal-hal yang engga bisa kamu kontrol dan beralih ke hal-hal yang bisa kamu kontrol. Masih banyak hal-hal yang lebih bermanfaat yang membutuhkan energi kamu.

Terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Best Finding Of South Korea's Drama/Film in 2021

Prison Playbook: Kehidupan Bijaksana dari Penjara